DELAPANTOTO – Pencampuran etanol dengan bensin kini semakin umum, terutama pada program bahan bakar ramah lingkungan. Salah satu alasan utama etanol dicampurkan ke dalam bahan bakar adalah untuk meningkatkan angka oktan (RON – Research Octane Number). Namun, meskipun etanol dapat meningkatkan angka oktan, banyak pengemudi yang melaporkan bahwa konsumsi bahan bakar malah jadi lebih boros. Lalu, bagaimana hal ini bisa terjadi? Mari kita bahas lebih dalam.
Apa itu Angka Oktan dan Apa Fungsinya?
Angka oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar untuk menghindari terjadinya knocking atau detonasi—suatu kondisi ketika campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar meledak sebelum waktunya. Knocking ini dapat merusak mesin, menyebabkan penurunan performa, dan mengurangi efisiensi pembakaran.
Oleh karena itu, bahan bakar dengan angka oktan tinggi digunakan pada mesin dengan rasio kompresi yang lebih tinggi, seperti yang ditemukan pada mesin mobil sport atau mesin dengan performa tinggi. Etanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi dibandingkan bensin murni, yang berarti ia mampu mengurangi potensi knocking dan memungkinkan mesin bekerja dengan lebih efisien di bawah beban tinggi.
Mengapa Pencampuran Etanol Bisa Membuat Bensin Boros?
Meski pencampuran etanol dapat meningkatkan angka oktan, ada sejumlah alasan mengapa konsumsi bahan bakar bisa menjadi lebih boros.
- Kandungan Energi yang Lebih Rendah:
Etanol mengandung energi yang lebih rendah per liter dibandingkan bensin. Satu liter etanol hanya menghasilkan sekitar 67-70% dari energi yang dihasilkan oleh satu liter bensin murni. Akibatnya, meskipun kendaraan menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang lebih tinggi, ia membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan energi yang sama dengan bensin. Sebagai contoh, jika sebuah kendaraan menggunakan campuran etanol yang mengandung 10% etanol (E10), maka pengemudi mungkin perlu mengisi bahan bakar lebih sering karena etanol mengandung lebih sedikit energi dibandingkan bensin. - Efisiensi Pembakaran yang Berbeda:
Mesin pembakaran internal dirancang untuk membakar bahan bakar dengan jenis tertentu, dan setiap bahan bakar memiliki karakteristik pembakaran yang berbeda. Etanol memiliki titik didih lebih rendah dan dapat membakar dengan lebih cepat, tetapi juga memiliki potensi untuk “terbakar lebih cepat” dalam mesin yang tidak sepenuhnya disesuaikan untuk itu. Pada mesin yang tidak dirancang khusus untuk campuran etanol, pembakaran bisa menjadi kurang efisien, dan ini berujung pada pemborosan bahan bakar. - Pengaruh Kadar Air dalam Etanol:
Etanol dikenal sebagai bahan bakar yang higroskopis, yaitu mudah menyerap air. Jika etanol terkontaminasi dengan air, maka proses pembakaran bisa terganggu. Kehadiran air dalam bahan bakar dapat mempengaruhi kualitas pembakaran dan menyebabkan mesin berfungsi lebih buruk, sehingga bisa mempengaruhi efisiensi bahan bakar. - Pengaruh Rasio Kompresi Mesin:
Mesin dengan rasio kompresi yang lebih tinggi memang dapat memanfaatkan etanol dengan lebih baik, karena etanol dapat mengurangi risiko knocking dan memungkinkan pembakaran yang lebih optimal. Namun, jika mesin tidak memiliki rasio kompresi yang tinggi atau tidak dirancang untuk menggunakan campuran etanol, maka performa bahan bakar dan konsumsi bisa berkurang.
Keuntungan Pencampuran Etanol:
Meskipun ada sisi negatifnya dalam hal efisiensi bahan bakar, pencampuran etanol juga memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca:
Etanol adalah bahan bakar terbarukan yang bisa diproduksi dari tanaman seperti jagung, singkong, dan tebu. Pencampuran etanol dalam bensin dapat mengurangi emisi gas rumah kaca karena etanol diserap dari atmosfer oleh tanaman yang digunakan untuk memproduksinya. Proses ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan bensin fosil yang berasal dari minyak bumi. - Peningkatan Performa Mesin pada Beberapa Kasus:
Pada mesin dengan rasio kompresi tinggi, pencampuran etanol dapat meningkatkan daya dan torsi mesin. Ini membuat kendaraan menjadi lebih responsif dalam kondisi berkendara yang membutuhkan tenaga lebih besar, seperti pada kendaraan performa tinggi atau saat mengemudi di medan berat. - Mengurangi Ketergantungan pada Minyak Bumi:
Pencampuran etanol dapat mengurangi ketergantungan pada minyak bumi yang semakin langka dan harganya tidak stabil. Selain itu, penggunaan etanol bisa membantu mendorong perkembangan industri energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Meminimalkan Pemborosan Bahan Bakar?
Bagi para pemilik kendaraan yang menggunakan campuran etanol, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pemborosan bahan bakar:
- Pemeliharaan Mesin yang Baik:
Pastikan kendaraan selalu dalam kondisi optimal dengan rutin melakukan perawatan mesin. Mesin yang terawat dengan baik akan lebih efisien dalam menggunakan bahan bakar. - Menghindari Penggunaan Bahan Bakar E85 jika Tidak Diperlukan:
Bahan bakar E85 mengandung 85% etanol dan 15% bensin. Sementara bahan bakar ini cocok untuk kendaraan yang dirancang khusus untuk menggunakannya, untuk kendaraan biasa, campuran E10 atau E20 lebih disarankan untuk menghindari pemborosan bahan bakar yang berlebihan. - Mengadopsi Gaya Berkendara yang Efisien:
Gaya mengemudi yang efisien, seperti menghindari akselerasi mendadak dan pengereman keras, dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar, terutama jika Anda menggunakan campuran etanol.
Kesimpulan:
Pencampuran etanol dalam bahan bakar memang dapat meningkatkan angka oktan dan performa mesin, tetapi juga dapat menyebabkan konsumsi bahan bakar yang lebih boros karena kandungan energi etanol yang lebih rendah. Meskipun demikian, penggunaan etanol tetap memiliki keuntungan dari sisi ramah lingkungan dan pengurangan ketergantungan terhadap minyak bumi. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk memahami karakteristik bahan bakar yang digunakan dan memastikan bahwa kendaraan mereka dioperasikan dengan cara yang paling efisien.
Sumber: poipetslot.my.id
